a.
Pengertian Gaya Belajar
Istilah
gaya belajar berlaku pada segala sesuatu yang mempengaruhi cara individu
belajar. Hal ini termasuk menyerap dan memproses informasi, ditambah cara kita
berpikir dan berkomunikasi. Menurut S. nasution, “gaya belajar adalah cara yang
konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau
informasi, cara mengingat, berpikir dan memecahkan soal.” (Nasution,
2008:94). Sedangkan menurut Joko Susilo
“gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima
informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut (Susilo,2006:94).
Selanjutnya menurut DePorter dan Hernacki gaya belajar merupakan suatu
kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap, dan kemudian mengatur serta
mengelola informasi. (DePorter & Mike Hernacki, 2000:110-112).
Dari
beragam macam penadapat diatas, dapat disimpulkan bahwa gaya belajar siswa
adalah cara yang kosisten yang dilakukan individu yang cenderung dipilih
seseorang untuk menerima, menyerap informasi dari lingkungan dan memproses
serta mengelola informasi tersebut.
b. Macam-macam gaya belajar
Seorang
guru sudah seharusnya memahami gaya belajar siswanya, karena siswa bisa lebih
mudah memahami pelajaran ketika pelajaran tersebut sesuai dengan tipe belajar
yang disenanginya. Menurut Bobbi DePorter dalam Quantum Learning mendefinisikan bahwa modalitas belajar adalah cara
termudah bagi individu dalam menyerap informasi. Kemudian DePorter dan Hernacki
juga mengemukakan tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan
individu dalam memproses informasi (perceptual
modality). Ketiga gaya belajar tersebut adalah gaya belajar visual (belajar
dengan cara melihat), auditorial (belajar dengan cara mendengar), dan
kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh).
Pengkategorian ini hanya merupakan pedoman bahwa individu memiliki salah satu
karakteristik yang paling menonjol sehingga jika ia mendapatkan rangsangan yang
sesuai dalam belajar maka akan memudahkannya untuk menyerap pelajaran.
Adapun
ciri-ciri perilaku individu dengan karakteristik gaya belajar seperti
disebutkan diatas, menurut DePorter & Hernacki, adalah sebagai berikut:
1)
Gaya
Belajar Visual (Visual learners)
Individu yang memiliki kemampuan
belajar visual yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku: (a) rapi dan teratur, (b) berbicara dengan cepat,
(c) mampu membuat rencana dan mengatur jangka panjang dengan baik,
d) teliti dan rinci, (e) mementingkan
penampilan, (f) lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang
didengar, (g) mengingat sesuatu
berdasarkan asosiasi visual, (h)
memiliki kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik, (i) biasanya tidak
mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik ketika sedang belajar, (j)
sulit menerima instruksi verbal (oleh karena itu seringkali ia minta instruksi
secara tertulis), (k) merupakan pembaca yang cepat dan tekun, (l) lebih suka
membaca daripada dibacakan, (m) dalam
memberikan respon terhadap segala sesuatu, ia selalu bersikap waspada,
membutuhkan penjelasan menyeluruh tentang tujuan dan berbagai hal lain yang
berkaitan, (n) jika sedang berbicara di telpon ia suka membuat
coretancoretan tanpa arti selama berbicara, (o)
lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain, (p) sering menjawab pertanyaan dengan jawaban
singkat "ya" atau "tidak”, (q)
lebih suka mendemonstrasikan sesuatu daripada berpidato/ berceramah,
(r) lebih tertarik pada bidang seni (lukis, pahat, gambar) dari pada
musik, (s) sering kali menegtahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai
menuliskan dalam kata-kata, (t) kadang-kadang kehilangan konsentrasi
ketika mereka ingin memperhatikan.
2)
Gaya
Belajar Auditorial (Auditory Learners)
Individu yang memiliki kemampuan
belajar auditorial yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku: (a) sering
berbicara sendiri ketika sedang bekerja (belajar), (b) mudah terganggu
oleh keributan atau suara berisik, (c) menggerakan bibir dan mengucapkan
tulisan di buku ketika membaca, (d) lebih senang mendengarkan (dibacakan)
daripada membaca, (e) jika membaca maka lebih senang membaca dengan suara
keras, (f) dapat mengulangi atau menirukan nada, irama dan warna suara, (g)
mengalami kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tetapi sangat pandai dalam bercerita,
(h) berbicara dalam irama yang terpola dengan baik, (i) berbicara dengan sangat
fasih, (j) lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang lainnya, (k)
belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa
yang dilihat, (l) senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara
panjang lebar, (m) mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tugas-tugas
yang berhubungan dengan visualisasi, (n) lebih pandai mengeja atau mengucapkan
kata-kata dengan keras daripada menuliskannya, (o) lebih suka humor atau
gurauan lisan daripada membaca buku humor/komik.
3)
Gaya
Belajar Kinestetik (Tactual Learners)
Individu
yang memiliki kemampuan belajar kinestetik yang baik ditandai dengan ciri-ciri
perilaku: (a) berbicara dengan perlahan, (b) menanggapi perhatian fisik, (c)
menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka, (d) berdiri dekat
ketika sedang berbicara dengan orang lain, (e) banyak gerak fisik, (f) memiliki
perkembangan awal otot-otot yang besar, (g) belajar melalui praktek langsung
atau manipulasi, (h) menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat
langsung, (i) menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca ketika sedang
membaca, (j) banyak menggunakan bahasa tubuh (non verbal), (k) tidak dapat
duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama, (l) sulit membaca peta
kecuali ia memang pernah ke tempat tersebut, (m) menggunakan kata-kata yang
mengandung aksi, (n) pada umumnya tulisannya jelek, (o) menyukai kegiatan atau
permainan yang menyibukkan (secara fisik), (p) ingin melakukan segala sesuatu
(DePorter & Hernacki, Mike,2000:110-112).
Nasution (2008:115) menyatakan
bahwa, berbagai macam metode mengajar telah banyak diterapkan dan diujicobakan
kepada siswa untuk memperoleh hasil yang efektif dalam proses pembelajaran.
Pada kenyataannya tidak ada satu metode mengajar yang lebih baik daripada
metode mengajar yang lain. Jika berbagai metode mengajar telah ditetapkan dan
tidak menunjukkan hasil yang diharapkan, maka alternatif lain yang dapat
dilakukan oleh guru secara individual dalam proses pembelajaran yaitu atas
dasar pemahaman terhadap gaya belajar siswa.
Termasuk gaya belajar yang mana kah
gaya belajar mu?
DAFTAR PUSTAKA
DePorter, Bobbi & Hernacki, Mike.
2000. Quantum Learning. Bandung:
Kaifa.
Nasution,
S. 2008.Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Susilo, Joko. 2006. Gaya Belajar Menjadikan makin Pintar .
Yogyakarta: Pinus.