Kata Dylan Rindu
itu berat, dalam novel populer Dylan untuk milea yang sering di posting banyak
orang di semua sosial media. Ya rindu memang berat jika memang tak ada
kesempatan untuk bertemu. Kemudian yang lain berkata bhawa rindu terberat
ketika telah terpisahkan jarak . Jarak terjauh bukanlah tentang berapa kilo
meter perbedaan tempat kita berpijak, rindu terberat adalah ketika telah
terpisah dengan seseorang karena kematian ,aku yang masih tetap hidup dan
mereka yang sudah tiada. Hanya dengan do’a rindu terberat terasa meringan.
Terkadang kenangan akan mereka yang telah pergi masih sekelebatan lewat di
pikiran, ketika diadakan kumpul keluarga ada saja kenangan tentang mereka saat
mereka masih bersama kami. Ketika sedang makan bersama dengan menu makanan
favorit mereka saat masih hidup kenangan terkuak kembali, ketika melihat
sudut-sudut ruangan yang biasa mereka tempati tak ditemukan sosok mereka lagi
rindu bagaikan memaksa air mata keluar. Tak usah mengeluh bila hanya merindukan
kekasih yang jaraknya jauh, itu belum seberapa disbanding dengan rindu yang
sulit tersampaikan langsung walau hanya dengan komunikasi. Komunikasi paling
kuat akhirnya hanya do’a agar yang dirindukan dijaga oleh-Nya di alam yang
berbeda.
Kematian menjadi
akhir manusia mengumpulkan bekal untuk jalani kehidupan akhirat. Tidak ada lagi
kesempatan bertaubat ketika raga sudah dipisahkan dengan ruh oleh malaikat.
Alam barzah merupakan tujuan selanjutnya sebagai tempat menunggu kiamat. Disana,
manusia sudah mulai mempertanggungjawabkan apa yang sudah diperbuat. Manusia
yang masih hidup diperbolehkan untuk mendoakan mereka yang sudah meninggal.
Maka dari itu kita dapat menyampaikan rindu kita menjadi do’a yang lebih di
butuhkan oleh orang yang sudah tiada. Berikut salah satu do’a dalam sebuah
hadits yang pada umumnya diucapkan untuk orang yang telah tiada:
“Allahummaghfir lahu warhamhu wa ‘aafihi wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahu wa wassi’ mudkhalahu waghsilhu bilmaa`i wats tsalji wal baradi wa naqqihi minal khathaayaa kamaa naqqaitats tsaubal abyadla minad danasi wa abdilhu daaran khairan min daarihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi wa adkhilhul jannata wa a’idzhu min ‘adzaabil qabri au min ‘adzaabin naar"
(Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya, kasihanilah ia, lindungilah ia dan maafkanlah ia, muliakanlah tempat kembalinya, lapangkan kuburnyak, bersihkanlah ia dengan air, salju dan air yang sejuk. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan, sebagana Engkau telah membersihkan pakaian putih dari kotoran, dan gantilah rumahnya -di dunia- dengan rumah yang lebih baik -di akhirat- serta gantilah keluarganya -di dunia- dengan keluarga yang lebih baik, dan pasangan di dunia dengan yang lebih baik. Masukkanlah ia ke dalam surga-Mu dan lindungilah ia dari siksa kubur atau siksa api neraka).”
Doa di atas dibacakan untuk mayat laki-laki, sedangkan untuk mayat perempuan, bisa mengganti setiap akhiran 'hu' menjadi 'ha', yang berarti 'dia' (untuk perempuan)
“Allahummaghfir lahu warhamhu wa ‘aafihi wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahu wa wassi’ mudkhalahu waghsilhu bilmaa`i wats tsalji wal baradi wa naqqihi minal khathaayaa kamaa naqqaitats tsaubal abyadla minad danasi wa abdilhu daaran khairan min daarihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi wa adkhilhul jannata wa a’idzhu min ‘adzaabil qabri au min ‘adzaabin naar"
(Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya, kasihanilah ia, lindungilah ia dan maafkanlah ia, muliakanlah tempat kembalinya, lapangkan kuburnyak, bersihkanlah ia dengan air, salju dan air yang sejuk. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan, sebagana Engkau telah membersihkan pakaian putih dari kotoran, dan gantilah rumahnya -di dunia- dengan rumah yang lebih baik -di akhirat- serta gantilah keluarganya -di dunia- dengan keluarga yang lebih baik, dan pasangan di dunia dengan yang lebih baik. Masukkanlah ia ke dalam surga-Mu dan lindungilah ia dari siksa kubur atau siksa api neraka).”
Doa di atas dibacakan untuk mayat laki-laki, sedangkan untuk mayat perempuan, bisa mengganti setiap akhiran 'hu' menjadi 'ha', yang berarti 'dia' (untuk perempuan)
Teruntuk kakek dan
tante ku yang ku rindukan, Alm. H. Adar Sutisna dan Almh. Yani Badriah serta
teman sekamar ku semasa SMA Almh. Azda Dzifariya dengan segala do’a semoga
rindu ku tersampaikan.
“Tiap-tiap yang bernyawa akan
merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala
kalian”. (Surat Ali `Imran: 185).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar