Senin, 20 November 2017

2. MASUK JURUSAN YANG TAK SESUAI HARAPAN? JALANIN AJA :)



Sedikit cerita masa lalu saya, ketika saya SMA sekitar hampir tiga tahun yang lalu, saya berpikir masuk perguruan tinggi itu suatu hal yang asing, bingung harus memilih perguruan tinggi mana?, mau ambil jurusan apa? Nanti jadi apa? Apa nikah aja ya? (haha calon aja gaada, masih bocah malah mikirin nikah). Seperti kita ketahui, banyak sekali universitas yang ada di Indonesia, baik negeri maupun swasta, tidak sedikit pula universitas favorit yang dipilih oleh calon mahasiswa. Di tengah kebingungan sayapun berpikir ingin menjadi seorang psikolog, saya ingin mengerti perasaan orang lain dengan tepat, saya ingin bisa membaca arti gerak tubuh orang lain dan lain sebagainya, semua itu asumsi awal saya tentang ilmu psikologi.
Dulu jalur masuk perguruan tinggi yang saya lalui ada tiga tahapan yang pertama dengan jalur undangan dengan nilai raport atau sering kita sebut SNM-PTN, kemudian jalur ujian bersama yang dilakukan serentak seluruh Indonesia yang biasa disebut SBM-PTN dan terakhir jalur ujian mandiri di kampus yang di pilih atau sering disebut UMB-PTN. Setelah jalur SNM-PTN dan SBM-PTN saya lalui ternyata saya belum juga diterima di universitas dan jurusan yang saya inginkan. Kemudian saya mencoba untuk daftar ujian masuk Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berlokasi di Serang-Banten lewat jalur UMB-PTN. Awalnya saya bingung mau ambil jurusan apa karena disini tidak ada jurusan seperti yang saya inginkan, kemudian saya tertarik ketika melihat jurusan Bimbingan & Konseling (BK) dan Pendidikan Sosiologi. Sayapun mencoba mengikuti ujian tes masuk. Setelah diterima di jurusan BK saya kembali bingung. Bagaimana jadi guru BK nanti? Guru BK identik dengan hukum-menghukum siswa bermasalah?, apa saya bisa menjalani masa perkuliahan dengan baik sedangkan ini bukan harapan saya di awal? dan sekelibat pertanayaan lainnya yang belum saya fahami. Kemudian saya berpikir untuk maju menghadapinya dan mencari tahu sendiri.
Tidak sedikit calon mahasiswa yang merasakan apa yang telah saya lalui, merasa tidak cocok dengan jurusan yang terlanjur diambil, merasa kecewa karena tidak mendapatkan perguruan tinggi atau jurusan seperti yang diharapkan, merasa takut untuk menghadapi hal-hal yang tak sesuai harapan. Namun kenapa kita harus khawatir dengan apa yang telah kita peroleh? Bukankah Allah Tuhan yang Maha adil? Allah pasti punya rencana dibalik setiap ketetapannya dan Allah akan selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya jika kita telah berusaha berikhtiar dan berdoa, sesuai firman Allah yang artinya:
Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa’: 19).
Kemudian mengapa harus khawatir tentang ketetapan Allah? Boleh jadi kjita tidak menyukainya padahal itu baik untuk kita atau boleh saja sesuatu yang kita sukai padahal buruk bagi kita sesuai firman Allah yang artinya:
 Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).
Jadi jalani saja apa yang telah Allah tentukan karena sebelumnya kita telah berdo’a dan berikhtiar kepada Allah. Dan yakini apa yang terjadi sekarang adalah ketetapan yang Allah tentukan untuk kebaikan kita. Jangan terlalu larut karena kekecewaan dari harapan sesungguhnya Allah lebih tau segala sesuatu daripada diri kita sendiri.
Dibandingkan kita merenungi kekecewaan karena harapan yang tak tercapai  lebih baik kita melihat sekeliling kita. Masih banyak siswa yang belum punya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan, masih banyak siswa yang tidak diterima di jurusan dan universitas yang kita dapatkan. Jalani sesuai rencana Allah, berikan yang terbaik untuk membanggakan orangtua, cari pengalaman baru, ilmu baru, teman baru dan bersyukurlah karena kamu masih diberi kesempatan yang belum tentu semua orang dapatkan. Wallahu’alam bishawab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar