Minggu, 10 Desember 2017

27. PERILAKU MENGGIGIT KUKU-KUKU JARI KETIKA SEDANG MENGHADAPI KECEMASAN SOSIAL

PERIERILAKU MENGGIGIT KUKU-KUKU JARI KETIKA SEDANG MENGHADAPI KECEMASAN SOSIAL


PENDAHULUAN
Hubungan sosial diperlukan dalam kehidupan seseorang karena manusia adalah makhluk sosial yang saling memerlukan satu sama lain. Namun terlepas dari itu, dalam hubungan sosial terkadang dapat menimbulkan kecemasan sosial. Kecemasan sosial dapat terjadi pada siapa saja dan dimana saja. Kecemasan sosial pada seseorang dapat terlihat dari perilaku yang tidak biasa yang ditunjukan oleh seseorang baik ia sadar maupun tidak telah melakukan perilaku tersebut.
Perilaku dari kecemasan sosial dapat kita temukan diantaranya pada seseorang yang sedang gugup berbicara didepan umum, berfikir ketika menjawab sebuah pertanyaan dalam percakapan, dan lain sebagainya. Bentuk dari perilaku kecemasan itu sendiri antara lain, menggerak-gerakan tangan ataupun kaki, berjalan mondar mandir, menggigiti kuku-kuku pada jari tangan, menggertakan gigi, mengalihkan pandangan dan masih banyak lagi.
Perilaku yang ditunjukan saat kecemasan sosial terjadi adalah suatu tingkah laku untuk mengalihkan rasa cemas yang timbul pada seseorang ketika sedang bersosialisasi.
PEMBAHASAN
A.  Kecemasan Sosial
Kecemasan sosial adalah istilah untuk ketakutan, rasa gugup dan kecemasan yang dirasakan seseorang saat melakukan interaksi sosial dengan orang lain (Gillian Butler, 2008: 1).
Kecemasan sosial akan menjadikan seseorang berpikir bahwa orang lain sedang melihat dan menilai dirinya dengan hal-hal yang negatif atau buruk disebabkan sesuatu yang dikatakan atau sesuatu yang sedang dilakukan. Perasaan takut ketika individu akan melakukan sesuatu yang akan menjadikan individu terhina atau memalukan tidak dilarang, karena menjadikan individu waspada: sadar dengan berbagai hal yang akan dilakukan.
Orang yang mengalami kecemasan sosial cenderung akan berasumsi saat dirinya melakukan perbincangan dengan orang lain maka lawan bicaranya akan memperhatikan kelemahannya atau kecanggungannya sehingga remaja akan ditinggalkan, diabaikan, dikritik atau ditolak karena memiliki perilaku yang tidak dapat diterima.
Kecemasan sosial adalah ketakutan pada situasi sosial dan pada saat berinteraksi dengan orang lain yang secara otomatis dapat membawa pada perasaan, penilaian, evaluasi, dan rendah diri. Dengan kata lain, kecemasan sosial adalah ketakutan dan kecemasan yang dinilai dan dievaluasi negatif oleh orang lain, yang menyebabkan perasaan tidak mampu, malu, penghinaan, dan depresi.
Kecemasan sosial adalah bentuk fobia sosial yang lebih ringan yang merupakan ketakutan yang terus-menerus dan irasional terhadap kehadiran orang lain. Individu berusaha menghindari suatu situasi khusus di mana individu mungkin dikritik dan menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau bertingkah laku dengan cara yang memalukan. Dengan demikian, orang-orang yang menderita kecemasan sosial menghindari orang-orang karena takut dikritik, seperti berbicara atau menampilkan diri di depan umum, makan di depan umum, menggunakan kamar kecil umum atau melakukan kegiatan-kegiatan lain di depan umum yang dapat menimbulkan kecemasan yang hebat. Kecemasan ini muncul pada masa remaja ketika kesadaran sosial dan pergaulan dengan orang lain merupakan hal yang penting dalam kehidupan seorang remaja (Semiun, 2006)

B.   Ciri-ciri Kecemasan Sosial
Kecemasan sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a)    Ciri-ciri kognitif
1)    Mengkhawatirkan apa yang orang pikirkan.
2)    Sulit untuk berkonsentrasi dan selalu mengingat apa yang orang lain katakan.
3)    Fokus terhadap diri sendiri, sangat berhati-hati dengan apa yang akan dikatakan dan dilakukan.
4)    Selalu berpikir tentang kesalahan yang mungkin akan dilakukan.
5)    Selalu berpikir tentang apa kesalahan yang telah dilakukan.
6)    Pikiran menjadi kosong, menjadi bingung untuk mengatakan sesuatu.

b)    Ciri-ciri perilaku
1)    Kadang-kadang berbicara dengan cepat atau lambat, diam, sehingga kata-katanya menjadi tidak jelas.
2)    Menghindari kontak mata dengan orang lain.
3)    Melakukan sesuatu dengan sangat hati-hati agar tidak menarik perhatian orang lain.
4)    Selalu mencari ‘aman‘ : tempat yang ‘aman‘, berbicara dengan orangyang ‘aman‘ dan membicarakan topik yang ‘aman‘
5)    Menghindari kegiatan atau situasi social

c)    Ciri-ciri respon tubuh
1)    Muka merah karena malu, berkeringat atau menggigil
2)    Tegang; merasa sakit dan sulit untuk dapat tenang
3)    Panik; jantung berdetak kencang, nafas memburu, pusing

d)   Ciri-ciri emosi atau perasaan
1)    Grogi, cemas, takut, takut terhadap sesuatu yang belum terjadi
2)    Frustrasi, marah terhadap diri sendiri atau orang lain
3)    Menjadi tidak percaya diri
4)    Merasa sedih, depresi, tidak memiliki harapan untuk berubah

C.   Aspek-Aspek Kecemasan Sosial
La Greca dan Lopez (Olivarez, 2005: 201) mengemukakan ada tiga aspek kecemasan sosial yaitu :
a)    Ketakutan akan evaluasi negative
b)    Penghindaran sosial dan rasa tertekan dalam situasi yang baru atau berhubungan dengan orang asing atau baru.
c)    Penghindaran sosial dan rasa tertekan yang dialami secara umum atau dengan orang yang dikenal.

ANALISIS KASUS BERDASARKAN TEORI
Dapat disimpulkan dari pembahasan bahwa menggigiti jari dapat dikategorikan pada ciri-ciri perilaku dari kecemasan sosial yang timbul karena aspek-aspek kecemasan sosial seperti yang dikemukakan oleh la greca dan lopez (olivarez, 2005: 201) yaitu, ketakutan akan evaluasi negatif, penghindaran sosial dan rasa tertekan dalam situasi yang baru atau berhubungan dengan orang asing atau baru, penghindaran sosial dan rasa tertekan yang dialami secara umum atau dengan orang yang dikenal.

KESIMPULAN
Orang-orang yang menderita kecemasan sosial menghindari orang-orang karena takut dikritik, seperti berbicara atau menampilkan diri di depan umum, makan di depan umum, menggunakan kamar kecil umum atau melakukan kegiatan-kegiatan lain di depan umum yang dapat menimbulkan kecemasan yang hebat. Kecemasan ini muncul pada masa remaja ketika kesadaran sosial dan pergaulan dengan orang lain merupakan hal yang penting dalam kehidupan seorang remaja (Semiun, 2006)
Kecemasan sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.     Ciri-ciri kognitif
b.    Ciri-ciri perilaku
c.     Ciri-ciri respon tubuh
d.    Ciri-ciri emosi atau perasaan

Kemudian dapat disimpulkan dari pembahasan bahwa menggigiti jari dapat dikategorikan pada ciri-ciri perilaku dari kecemasan sosial yang timbul karena aspek-aspek kecemasan sosial seperti yang dikemukakan oleh la greca dan lopez (olivarez, 2005: 201) yaitu, ketakutan akan evaluasi negatif, penghindaran sosial dan rasa tertekan dalam situasi yang baru atau berhubungan dengan orang asing atau baru, penghindaran sosial dan rasa tertekan yang dialami secara umum atau dengan orang yang dikenal.

DAFTAR PUSTAKA
Durand, V Mark. 2006. Intisari Psikologi Abnormal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Leary, Mark R. 1983. Understanding Social Anxiety. Sage Library of Social Research, Vol 153
Lopez, & Snyder, C.R. 2003. Positive Psychological Assessment a Handbook of Models & measures.Washington. DC : APA 
Mattick, R. P. & Clarke. 1998. Development and Validation of Measures of Social Phobia Scrutiny Fear and Social Interaction Anxiety. Behavior and Research and Therapy.
Sehat fresh. Gangguan kecemasan sosial.http://www.sehatfresh.com/gangguan-kecemasan-sosial/ [diunduh minggu, 8 januari 2017 pukul 22.00 WIB]
Fajar juliansyah.wordpress (2012). Social anxiety. https://fajarjuliansyah.wordpress.com/2012/04/11/social-anxiety/ [diunduh minggu, 8 januari 2017 pukul 22.00 WIB]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar